Pembangunan JIAT di Bukit Gua Lalay Cigeulis Hampir Rampung


Pandeglang, R24Jam

Pembangunan jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang merupakan sistem irigasi yang menggunakan air tanah sebagai sumber airnya yang diharapkan sejumlah petani dikabarkan tidak kunjung selesai bahkan sempat viral di media, yang berlokasi di kaki bukit Gua Lalay tepatnya di Kampung Darewak RT 03 RW 06 Desa Banyuasih Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten namun kini hampir rampung. 

"Alhamdulillah pembangunan jaringan irigasi air tanah di bukit Gua Lalay Desa Banyuasih Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang yang dilaksanakan oleh Kelompok tani Surya Abadi hampir rampung bahkan dalam hitungan hari dipastikan akan selesai"jelas Ali Ketua Kelompok Tani Surya Abadi Desa Banyuasih ke media, Minggu (23/2/2025). 

Pembangunan jaringan irigasi air tanah yang didanai dari dana alokasi khusus (DAK) Tahun anggaran 2024 sebesar Rp 300.000,- adalah tanggung jawab Poktan Surya Abadi. 

"Sejak awal program jaringan irigasi air tanah saya berjanji dan bertanggungjawab atas pembangunan JIAT yang terletak di Kampung Darewak RT 03 RW 06 hingga selesai. Saya sebagai Ketua Poktan Surya Abadi, pengurus dan anggota sudah berkomitmen melengkapi dan menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan" katanya Ali. 

Selain itu, sebagai Ketua Poktan Surya Abadi saya akan pastikan bahwa pekerjaan tersebut akan diselesaikan sesuai dengan gambar, spesifikasi standar mutu yang telah disepakati sesuai dengan rencana usaha kegiatan kelompok (RUKK) dan apabila terjadi keterlambatan atau ketidaksesuaian pekerjaan maka saya siap menerima sanksi atau konsekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku" paparnya.

Terpisah, Adi Fitriana, STP Koordinator Penyuluh dari BPP Kecamatan Cigeulis membenarkan pekerjaan JIAT di Desa Banyuasih hampir rampung. 

"Pembangunan JIAT di Desa Banyuasih Kecamatan Cigeulis dengan surat perjanjian kerjasama swakelola (SPKS) nomor : 520/SPKS-1795/DAK/DPKP/2024 yang bersumber dari DAK Fisik Penugasan Bidang Pertanian Tahun Anggaran 2024 dalam hitungan hari akan segera rampung", kata Adi Fitriana. 

Adi Fitriana menjelaskan faktor penyebab lambatnya pekerjaan pembangunan jaringan irigasi air tanah. "Faktor penyebab adanya keterlambatan penyelesaian pembangunan jaringan irigasi air tanah yang dikerjakan oleh Poktan (kelompok tani) Surya Abadi yaitu adanya banyak bebatuan saat pengeboran air tanah lantaran dibangun di kaki bukit", jelasnya. 

Adi menjelaskan bahwa Poktan Surya abadi sudah menggunakan jasa survey geolistrik untuk solusi untuk pemetaan bawah tanah, akan tetapi menurut informasi dari bendahara kelompok (Madhim) sudah 7 (tujuh) kali bergeser tempat pengeborannya lantaran kemarin kemarin belum sesuai yang diharapkan. 

"Peralatan yang dibutuhkan untuk pembangunan jaringan irigasi air tanah sudah ada dan kini sedang proses finishing pekerjaan yaitu memaksimalkan sumber air tanah seperti yang diharapkan bersama. 

Dengan adanya program JIAT ini diharapkan bisa memasok kebutuhan air pada tanaman, menjamin kebutuhan air pada musim kemarau, dan menurunkan suhu tanah serta mengurangi kerusakan tanah", pungkasnya. (Wan).

Posting Komentar

0 Komentar